Beranda » Ini Nama dan modus Pengemplang Uang Pajak di Samsat Kelapa Dua Tangerang

Ini Nama dan modus Pengemplang Uang Pajak di Samsat Kelapa Dua Tangerang

Banten “Warta-Terkini.com
Terungkapnya kasus pengemplangan uang setoran pajak kendaraan bermotor di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kelapa Dua, Tangerang, Banten, mencengankan banyak pihak.

Bagaimana tidak, sebanyak Rp 6 miliar uang yang berasal dari pembayaran pajak kendaraan Bea Balik Nama (BBN) 1 atau kendaran baru yang dikenakan pajak sebesar 12,5 persen dari harga Nilai Jual Kendaraan bemrotar (NJKB) disikat dan diubah menjadi BBN 2 atau alias kendaraan bekas dengan besaran pajak sebesar 1 persen yang diduga dilakukan oleh empat orang oknum pegawai kantor Samsat Kelapa Dua berinisal Zlf, At, Bd, dan seorang pegawai Non ASN berinisial Bgj.

Salah seorang sumber INDOPOS mengungkapkan, modus operandi dalam pengemplangan uang pajak kendaran bermotor itu adalah, seksi bagian pendaftaraan dan pendapatan di kantor Samsat mengeluarkan Surat Ketetapan Kewajiban Pembayaran (SKKP) atau Notice Pajak atau surat yang digunakan untuk menetapkan besarnya biaya pokok pajak, administrasi BBNKN, SWDKLLJ (Jasa Raharja), Penerbitan STNK, dan Penerbitan TNKB/NRKB.

Kemudian, sebagian besar dealer atau agen tunggal pemegang merk (ATPM) memberikan cek atau uang tunai kepada petugas di kantor Samsat untuk pembayaran BBN 1 agar disetorkan ke bank daerah.

Oleh oknum petugas ini, notice dari BBN 1 terkena pajak 12,5 persen diubah menjadi BBN 2 dengan besaran pajak sebesar 1 persen dari NJKB.”Artinya, kalau harga kendaraan baru misalnya Rp 500 juta, sehingga BBN 1 nya 12,5 persen adalah senilai Rp 65 juta, lalu mereka ubah menjadi BBN 2 dengan besar pajak 1 persen. Yaitu, sebesar Rp 5 juta, sehingga komplotan tersebut meraup keuntungan sebesar Rp 60 juta untuk satu kendaraan,” ungkap sumber indopos yang enggan ditulis namanya.

Itu untuk satu kendaraan mobil, belum lagi ribuan kendaraan sepeda motor baru setiap harinya yang menburus eenrbitan STNK.” Intinya,kalau mereka tidak serakah, modus seperti ini sulit ketahuan,dan ini sudah berlangsung lama,” cetusnya.

Baca:  Korem 064/MY Menerima Sarpras Penerimaan Prajurit TNI Dari Mabes TNI

Apalagi,oknum kepala seksi berinisial Zlf sudah pernah bekerja di kantor Samsat Serpong dan sempat dimutasi ke OPD lain.Tapi entah bagaimana caranya, dia bisa kembaki lagi bekerja di Samsat Kelapa Dua.”Sebenarnya yang jago IT itu pegawai berinisial Bd staf dari Zlf,” ungkapnya.

Pengamat kebijakan publik Banten, Moch Ojat Sudrajat mengaku heran adanya pengembalian uang ke kas daerah secara cepat oleh kompolotan pegawai Samsat Kelapa Dua, Tangerang yang diduga sudah menjalankan aksinya sejak lama tersebut.

“Rasanya mustahil kalau empat orang yang diperiksa oleh Inspektorat tersebut langsung mampu mengembalikan uang hasil korupsi dalam waktu hitungan hari sejak kasus ini mencuat,” ujar Ojat,Sabtu (16/4/2022).

Ia mengatakan, adanya perlakukan berbeda oleh Inspektorat yang dipimpin oleh Muhtarom atas kejadian yang menimpa kepala Satpol PP yang dianggap lalai mengamankan ruangan kerja Gubernur saat aksi demo buruh yang berujung pembebastugasan kepala Satpol PP, dengan kasus pengemplangan uang negara di kantor Samsat Kelapa Dua.

“Dulu ketika ada aksi demo buruh yang berhasil menerobos ruangan kerja Gubernur, Inspektorat langsung gercep (Gerak Cepat) dengan membebastugaskan kepala Satpol PP.Tapi ini kasus yang sudah jelas merugikan keuangan daerah, malah satupun belum ada pegawai yang dibebaskaan tugas,” cetusnya.

Ia mengatakan, sangat terlihat jelas kinerja kepala Inspektorat yang terkesan tebang pilih dalam menegakan aturan.”Jika yang diduga melakukan kesalahan adalah orang dalam lingkaran kekuasaan, dapat diselesaikan dengan cara pengembalian kerugian negara. Namun, jika tidak ada kaitannya dengan penguasa, langsung diserahkan kepada aparat penegak hukum,” ungkapnya.

Kepala Bapenda Banten Opar Sohari ketika dikonfirmasi membenarkan, diduga otak dari pelaku pengemplang uang setoran pajak di kantor Samsat Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang adalah seorang oknum Kasi dan 3 orang stafnya.”Justru pak Bayu (kepala UPTD Samsat-red) tidak tahu apa apa, bahkan dia yang meminta kepada kami agar kasus ini diusut,” ujar Opar.

Baca:  Pemerintah Ciwandan Kelurahan Gunung Sugih gelar musrembangkel.

(@**laporan Yas)red